Haruskah Blog atau Website Memasang Tombol Back to Top? - Saliwah

Haruskah Blog atau Website Memasang Tombol Back to Top?

Perlukah Sebuah Blog atau Website Memasang Tombol Back to Top

Tahun 2018 kebawah, tombol Back to Top adalah salah satu hiasan wajib ada di setiap blog.

Saya juga termasuk dari salah satu blogger yang ikut-ikutan trend tersebut.

Namun, makin kesini makin sedikit website/blog yang masih memasang tombol ini di pojok bawah kanan atau kiri blog mereka.

Saya ambil contoh, website KompiAjaib.

Tampilan Website KompiAjaib

Kang Adhy Suryadi memasang 2 sidebar di sebelah kiri dan kanan dan memenuhinya dengan menu di sebelah kiri dan slot iklan di sebelah websitenya.

Sehingga, tidak ada ruang kosong lagi untuk menaruh tombol back to top.

Lagipula, tanpa tombol back to top pun, website KompiAjaib tetap bisa diakses dengan mudah karena semua menu website, tersedia di sidebar yang sticky di sebelah kiri.

Jadi, tidak ada alasan yang kuat bagi Kang Adhy untuk memasang tombol back to top di websitenya.

Contoh website terkenal lain yang tidak menggunakan tombol back to top adalah Bloggerku milik Pak Dihak M. Nur.

Salah satu website panutan saya dalam dunia blogging mengenai desain website.

Tampilan Website Bloggerku

Jika diperhatikan, website Bloggerku tidak memasang tombol back to top di websitenya.

Tebakan saya, alasan tidak dipasang nya tombol back to top adalah karena website Bloggerku menggunakan header menu yang sticky atau menempel pada layar perangkat dekstop / smartphone.

Jadi, mau pengguna menggulung halaman sampai bagian terbawah sekalipun, pengguna tetap bisa mengakses menu website tanpa perlu kembali keatas.

Oh iya, ada 1 lagi website favorit saya yang sejak 2014 dulu saya tau tidak akan memasang tombol back to top di websitenya.

Nama websitenya adalah PanduanIM milik Pak Darmawan.

Menurut saya, PanduanIM tidak dipasangi tombol back to top adalah karena Pak Darmawan ingin pembaca terus membaca artikel-nya sampai habis.

Jadi, disaat pembaca berhenti di tengah halaman dan ingin kembali ke atas halaman, akan muncul rasa malas untuk menggulir mousenya keatas. Akhirnya, pembaca lanjut lagi baca sampai habis.

Ide yang luar biasa, tapi juga sebuah taruhan yang besar.

Bisa saja pembaca yang malas untuk scroll halaman keatas, malah memutuskan untuk menutup tab website PanduanIM.

Kalau anda merasa percaya diri dengan tulisan dan tampilan desain website anda, silahkan coba cara ini.


Daritadi saya hanya membahas website yang tidak memasang tombol back to top saja. Rasanya tidak adil jika tidak membahas yang sebaliknya.

Untuk website/blog yang masih menggunakan tombol back to top sebagai alat bantu navigasi website mereka, saya ada 2 contoh website.

  • Arlinadzgn
  • Igniel

Mari kita bahas satu per satu.

Arlinadzgn

Tampilan website Arlinadzgn

Ada 2 website milik Mbak Arlina untuk sekarang, yaitu Arlinadzgn dan Arlinacode.

Untuk website Arlinadzgn, tombol back to top hanya dipasang di halaman artikel dan statis-nya saja.

Alasannya yang bisa saya kira-kira adalah karena website tersebut tidak menggunakan header menu dengan model sticky atau menempel diatas layar.

Uniknya, website Arlinadzgn punya tombol Go to Bottom. Kebalikan dari tombol back to top. Semacam paket lengkap gitu.

Mungkin sengaja dipasang agar pembaca yang punya pertanyaan mengenai panduan di website tersebut bisa langsung menuju ke kolom komentar di bawah artikel.

Untuk website Arlinacode, saya juga menemukan hal yang aneh.

Meski Arlinacode menggunakan model header menu yang sticky, tapi masih website tersebut tetap memasang tombol back to top.

Saya masih tidak menemukan alasan yang tepat, kenapa tombol back to top masih dipasang.

Kemungkinan besar, tombol tersebut hanya berfungsi sebagai hiasan saja.

Anda punya opini sendiri? coba tulis di kolom komentar di bawah.

Igniel

Tampilan Website Igniel

Website Igniel ini punya layout website yang mirip dengan KompiAjaib (2 sidebar).

Namun, meski sudah menggunakan 2 sidebar, Igniel tetap saja memasang tombol back to top di halaman artikel dan statis websitenya.

Kalau dibilang alasan memasang tombol back-to-top nya adalah karena untuk memudahkan navigasi, rasanya tidak.

Soalnya, sidebar di sebelah kiri website berfungsi sebagai menu navigasi website. Dan menu tersebut pun diatur sticky agar terus mengikuti layar walau sudah discroll.

Lagi-lagi, tebakan saya mengenai tombol back to top ini hanyalah sebagai hiasan di website tersebut.


Kesimpulan

Kalau anda berencana untuk memasang tombol back to top ini beberapa saran dari saya :

  • Pastikan tujuan tombol back to top tersebut untuk apa. Apakah untuk memudahkan pengguna untuk mengakses menu website anda, atau kah hanya untuk hiasan/pajangan saja.
  • Kalau website / blog anda menggunakan menu header yang diatur sticky, lebih baik tidak usah dipasangi tombol back to top. Kecuali alasannya hanya untuk menambah nilai aestetik website anda.
  • Konversi klik pada tombol back to top seingat saya tidak begitu besar. Itu artinya, sangat jarang pengunjung blog/website anda yang menekan tombol tersebut.

Saran lain dari saya, anda bisa mencoba untuk menaruh tombol back to top di bagian footer website anda. buat posisi nya absolut atau relative disana. Contoh nya bisa anda lihat di blog ini.

Tidak mengganggu pemandangan website dan juga benar-benar berfungsi hanya disaat pembaca sudah sampai di bagian terbawah artikel.

Terima kasih.

Lost De Pompadour

Fanspage Saliwah : fb.com/SLWH.DZGN